Temu Pengusaha Muda, Kampanye Dialogis hingga Komitmen Haru Suandharu Jadikan Bandung Kota Kreatif Dunia
CWSPANYILEUKAN.BIZ.ID- Surat undangan elektronik dalam sebuah grup WhatsApp beberapa hari lalu, sudah saya baca. Menyusul adanya ajakan Koordinator Forum Ketua Co-Working Space (CWS) Kota Bandung, Muhammad Azmi, S.Kom., untuk mendatangi agenda petemuan sesuai surat undangan elektronik tersebut. Saya tertarik menghadirinya karena alasan adanya informasi mengenai pembahasan tentang Bandung Kota Kreatif.
Pengundang kegiatan sebagaimana tertera dalam surat undangannya adalah "Relawan Hadekeun Bandung" dengan Yandi Purnawijaya sebagai sang Koordinator Relawan. Dalam suratnya, Yandi mengundang sejumlah pihak untuk bertemu langsung dengan Calon Walikota Bandung, Haru Suandharu, di salah satu kafe di kawasan Jalan Brigjen Katamso Kota Bandung, Selasa, 15 Oktober 2024.
Publik mengetahui bahwa Haru Suandharu, kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), masuk bursa pencalonan Walikota Bandung dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakli Kepala Daerah Langsung Serentak (Pilkada) Tahun 2024. Haru Berpasangan dengan Ridwan Dhani Wirianata dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Saya berpikir acara ini menarik. Tepat pada hari kegiatan itu tiba, saya bergegas menuju lokasi pertemuan. Selain pertemuan dengan calon Walikota Bandung, kemunculan nama sejumlah pihak dalam undangan itu cukup memancing perhatian saya. Nama-nama peserta terutama berkaitan dengan iklim pembangunan ekonomi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Bandung.
Meraka adalah sejumlah pengusaha muda, aktivis, mahasiswa, dan pelaku seni. Berikut nama-nama undangan dalam acara itu antara lain, Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Kota Bandung, Tangan Di Atas(TDA) Kota Bandung, Global Entrepreneur Profesional(GENPRO) Kota Bandung, Junior Chamber International(JCI) Kota Bandung, Forum Ketua CWS sekota Bandung, Karang Taruna Kota Bandung, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Hade Preneur, dan Pengusaha Muda Perubahan.
Tiba di lokasi acara, tampak panitia dengan persiapan penuh, mengemas kegiatan sesuai dengan kerangka acuan kerja mereka. Pembawa acara kegiatan, Nurul Meilani, memantik dan menghidupkan suasana dengan berbagai sajian informasi dan dialog bersama peserta. Mengumpulkan sejumlah harapan dan aspirasi orang-orang secara tertulis dalam ruangan sampai akhirnya Haru tiba dan bergabung bersama.
Setibanya Haru, dalam kesempatan dialog, Nurul langsung mengisi sesi acara dengan memberikan kesempatan berbicara kepada Yandi lalu kepada peserta untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada Haru. Beberapa orang tampil mewakili dan mengambil kesempatan berdialog dengan sang calon walikota.
Kota Kreatif Dunia
Sebagai calon walikota, Haru dan tim telah menyusun sebuah visi besar untuk Kota Bandung ke depan. Petikan dalam visinya, ia menyampaikan komitmen akan menjadikan Kota Bandung sebagai kota kreatif dunia. Secara lengkap, visi pasangan Haru-Dhani (HD) 2025-2030 ini yaitu, "Bandung Kota Kreatif Dunia yang Maju, Agamis, Sejahtera dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045". Haru menyambungkan visinya itu dengan jargon "Bandung HD Pisan, Bersih Kotanya, Lancar Jalannya, Maju UMKM-nya. Visi dan jargon itu tentunya Haru tunjukan sebagai bentuk penguatan komitmen dia bagi Kota Bandung.
Salah satu uraian singkat "Bandung Kreatif" dalam Visi pencalonan Haru Suandharu sebagai Walikota Bandung. (Foto: potensinetwork.com/Aprianto)
Secara terbuka dan dalam situasi santai, Haru merspon setiap aspirasi perserta, terutama aspirasi yang tersampaikan langsung secara lisan dalam forum. Selebihnya aspirasi tertulis, Haru menanggapinya dengan cara meminta menjadikan hal itu sebagai catatan penting dan masukan untuk bahan-bahan pembahasan ia beserta tim kerjanya.
Durasi pertemuan relatif singkat dan efektif. Sejumlah pihak dalam forum menaggapi positif model kampanye Haru bersama Relawan Hadekeun Bandung tersebut. Kesan terbangun penuh keakraban dan komunikasi lugas serta lancar bagi semua pihak dalam forum.
Dalam sebuah pernyataan sebelum penutupan forum, Haru menyampaikan bahwa penting kiranya gagasan-gagasan publik dan juga aspirasi terkait bagaimana Kota Bandung ke depan, musti mendapat pengawalan tepat. Pengawalan ini bisa memulainya dengan inisiatif melakukan langkah-langkah tindak lanjut. Haru menyebutkan, bahwa lintasan pikiran nilainya mungkin akan kecil.
Gagasan itu akan menjadi lebih berarti apabila ada tindak lanjut serta pengawalan sampai gagasan itu tertulis, membubuhkannya menjadi semacam proposal, dan melaksanakannya (eksekusi). Nilai tertinggi dari suatu bangunan gagasan adalah pelaksanaan. Itulah kiranya hal perlu untuk mendapat pengawalan pada saat para pihak berbicara membangun Kota Bandung Maju.(Teguh Ari Prianto)